Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Sosok Ibu Gus Mus dalam puisinya "Cinta Ibu"

CINTA IBU Karya: KH. A Mustofa Bisri Seorang ibu mendekap anaknya yang  durhaka saat sekarat Airmatanya menetes-netes di wajah yang  gelap dan pucat Anaknya yang sejak di rahim diharap- harapkan menjadi cahaya  setidaknya dalam dirinya dan berkata anakku jangan risaukan dosa-  dosamu kepadaku Sebutlah namaNya, Sebutlah namaNya. Dari mulut si anak yang gelepotan lumpur dan darah  terdengar desis mirip upaya sia-sia sebelum semuanya terpaku  kaku. Kritik & Esai Pada puisi ini, KH A Mustofa Bisri atau yg lebih sering dikenal dengan sebutan gus Mus ini, memang terkenal sangat mencintai ibunya. Beliau mengungkapkan luapan perasaanya melulai sajak - sajak puisi penuh hati dan nurani. Pemilihan bahasa yang digunakanpun langsung secara jelas dan gamblang mengenai gamblang sosok ibunya. Meski tak terlalu mempermainkan kata-kata kiasan. Puisi seperti ini biasanya sangat indah apalagi memang benar isi dari curahan hatinya. ...

Sosok Ibu di Mata bang Haji dalam lagu “Keramat”

Kekreatifitasan seseorang   untuk melukiskan kehebatan seorang ibu banyak diaplikasikan dalam bentuk apapun seperti kedalam sebuah karya berupa puisi, lagu, lukisan, dan lain halnya oleh para anak manusia yang mengagumi ibunya. Raja dangdut ternama di Indonesia Bang Haji Rhoma Irama juga sangat mencintai ibunya melebihi apapun, sampai-sampai ia meluapkan isi perasaannya lewat lagu yang ber judul “Keramat”. Sebelum lebih jauh membahas ibu kita masing-masing.   Mari kita lihat seperti apasih lirik lagu yang pernah nge-hits di era 90an ini. Lirik lagu “Keramat” Rhoma Irama Hei manusia, hormati ibumu Yang melahirkan, dan membesarkanmu Darah dagingmu dari air susunya Jiwa ragamu dari kasih sayangnya Dialah manusia satu-satunya Yang menyanyangimu tanpa ada batasnya Doa ibumu dikabulkan tuhan Dan kutukannya jadi kenyataan Ridho ilahi karena ridhonya Murka ilahi karena murkanya Bila kau sayang pada kekasih Lebih sayanglah pada ibumu Bila kau patuh pada r...

KRITIK SASTRA "Cerpen Perampok" Karya M. Shoim Anwar

pada cerpen di atas menceritakan mengenai kisah seorang perampok yang mana ada seorang perampok yang tertangkap warga namun keluarganya tak terima bahwa anaknya adalah seorang perampok dan membela mati-matian. Dari cerpen di atas terlihat sekali bagaimana hukum tidak dijalankan dengan baik terhadap orang yang bersalah semua dapat di kalahkan dnegan adanya kekuasaan dari suatu pihak hal itu terlihat jelas pada cerpen di atas. pada cerpen ini juga banyak digunakan penggunaan bahasa personifikasi yang mana dapat menambah keindahan dalam pengemasan cerpen tersebut. kekurangan dari cerpen di atas adalah latar tempat yang tidak dijelaskan dnegan detail selain penggambaran tokoh aku juga tidak dijelaskan dnegna jelas Cerpen yang berjudul “Perampok” karya M. Shoim Anwar ini bercerita mengenai seorang perampok yang tengah tertangkap oleh warga desa sekitar dan tengah dihakimi oleh warga. Akan tetapi saat perampok ini tengah diserahkan di hadapan Pak Lurah setempat, ada suatu kejangg...

KRITIK SASTRA "Cerpen Kakek" Karya M. Shoim Anwar

M. Shoim Anwar KAKEK                         Meski saat berbuka puasa masih sekitar   satu jam lagi, Kakek ternyata sudah duduk menghadap meja makan yang sudah lengkap dengan berbagai masakan. Kalau hanya sekadar duduk tentu tak ada masalah. Tapi Kakek memang kakek. Apa yang dilakukan benar-benar aneh, ganjil, serta menggelikan. Pandangannya tak pernah dialihkan ke yang lain, dia selalu memandangi masakan itu. Sebentar-sebentar dia membuka tutup mangkuk sayur, mengangkat isinya dengan senduk, lalu menciumnya.             “Segar...,” katanya manggut-manggut.             Habis menikmati bausuk, Kakek berganti mengangkat piring ynag berisi daging goreng, diamat-amati dengan teliti, kemudian diciumnya bibir piring itu dengan pelan. Kelihatannya Kakek ben...